Label

Biologi (3) Kimia (1) Lagu (7) Lifestyle (1) List (3) Rekomendasi (3) Sajak (5) SMA (5) SMP (2) Tips n Trick (4) Tugas (3)

Minggu, 30 Oktober 2016

Tugas Proyek I IPS Kelas IX Kurikulum 2013 “Memperkenalkan Keanekaragaman Potensi Wisata Indonesia untuk Mendukung Kerja Sama Antarnegara Bidang Sosial-Budaya”


Haiii Sahabat Babaa!! Kali ini min mau ngepost tugas mimin waktu SMP dulu ^_^. Tepatnya waktu kelas 9. Dulu mimin disuruh buat tugas proyek 1 IPS oleh Ibu Khairanis guru kesayangannya temen mimin :v. Ya udah deh yaa.. to the point ajaa..




Judul      :         Keindahan Danau Maninjau


PENDAHULUAN

            Danau Maninjau merupakan danau vulkanik yang terletak di Sumatera Barat. Danau ini wajib dikunjungi karena memiliki keindahan yang luar biasa. Selain itu, danau ini juga terletak di lokasi yang strategis, dekat dengan pemukiman penduduk, penginapan, dan berbagai fasilitas pariwisata lainnya.
            Untuk dapat sampai ke Danau Maninjau, kita bisa menggunakan berbagai transportasi, seperti mobil ataupun motor. Sebelum menuju ke Danau Maninjau, kita harus melewati kelok 44. Jalannya juga sudah bagus dan sudah diaspal.



ISI
*   Fungsi dan Manfaat Danau Maninjau
Fungsi Danau Maninjau adalah :
1.     Untuk pembangkit listrik tenaga air (PLTA Maninjau) dengan kapasitas terpasang sebesar 66 MW.
2.     Penunjang utama sektor pariwisata di Kabupaten Agam, Danau
3.     Sebagai lahan mata pencaharian, berupa berupa kegiatan perikanan Kolam Jaring Apung (KJA) dan Kolam Air Deras (KAD). Transek skematik kawah Maninjau, menunjukkan pola utama penggunaan lahan di sekitar Danau Maninjau yang didominasi oleh hutan lindung dan perkebunan.
4.     Pemanfaatan lahan bagi permukiman, masih ditemukan ada rumah-rumah yang berada cukup dekat dengan daerah tepian danau. Dari sisi kelayakan tata ruang dan keseimbangan lingkungan, hal ini sangat tidak sesuai. Namun seiring dengan perluasan lahan bagi permukiman penduduk, pembangunan permukiman ini sudah banyak yang berada cukup jauh dari pinggir Danau Maninjau.
5.     Kegiatan perikanan yang dilakukan ini baik menggunakan cara tradisional maupun dengan cara yang sudah cukup moderen. Kegiatan perikanan air danau yang cukup banyak dilakukan oleh penduduk di sekitar kawasan danau adalah perikanan keramba dan jaring apung, baik yang dilakukan dalam jumlah besar dan berkelompok maupun dalam skala kecil dan milik perorangan.
6.     Fungsi ekologi, sosial dan ekonomi antara lain sebagai sumber plasma nutfah, tempat siklus hidup flora dan fauna, tempat penyimpanan kelebihanair,  memelihara  iklim  mikro,  sarana  transportasi,  sumber  air  bersih,  kawasan resapan (DAS), daerah pariwisata, sumber energi daerah Sumbar dan Riau.
7.     Pertanian. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor andalan Kabupaten Agam, baik berupa pertanian padi sawah maupun padi ladang. Tidak terkecuali pada lahan- lahan di sekitar kawasan Danau Maninjau ini.
8.     Pemanfaatan lain dari lahan-lahan yang ada di sekitar Danau Maninjau ini adalah untuk sarana wisata, dimana di bagian pinggir jalan yang melingkar Danau Maninjau ini banyak dibangun bangunan pelayanan jasa wisata, hotel dan restoran yang ditujukan untuk mendukung kegiatan wisata Danau Maninjau ini.

*    Karakteristik Danau

1. Morfometri dan Barimetri Danau

Tata letak kawasan ini di dalam wilayah fisiografi pegunungan Bukit Barisan dan karakteristik morfologi hasil erupsi Gunung Api purba mewujudkan morfologi strato dengan bentang alam sekitar Danau Maninjau yang meliputi perairan danau, pantai sekeliling danau, satuan dataran di beberapa bagian, tebing kaldera seputar danau dan region tangkapan air bagi sistem sungai kecil yang mengalir ke dalam perairan danau.
2. Keanekaragaman Hayati Danau
Vegetasi alami  yang terdapat di  daerah sekitar Danau maninjau adalah hutan hujan tropika, saat ini masih menutupi 30—79% areal lahan pedesaan dan tetap sama sekali tidak terusik, berada pada ketinggian 900 m sampai ke punggung kawah. Di atas ketinggian  800  m  dpl  tipe  hutannya  adalah  hutan  pegunungan  dengan  jenis-jenis Fagaceae (Quercus sp. dan Castanopsis sp.), Lauraceae dan Myrtaceae sebagai pohon kanopi, dan jenis Anacardiaceae (Mangifera sp. dan Swintonia sp.) atau Shorea platyclados (Dipterocarpaceae) yang mencuat. Karena angin deras, hujan lebat, dan seringnya tanah longsor hutan alam ini sangat terganggu. Tumbuhan menjalar sangat banyak, antara lain rotan dan Ficus besar, yang dapat menjadi penstabil tanah yang efisien  karena  memiliki  banyak  akar.  Pada  lereng-lereng  yang  paling  terjal  hutan digantikan oleh formasi semak dengan Pandanus, pakis, dan herbal.
Di bawah 800 m dpl yang masih tersisa dari hutan asli adalah spesies lapisan atas seperti jenis-jenis Burseraceae (Canarium, Santiria, Dacryodes), Fagaceae (Lithocarpus, Quercus), beberapa sisa Dipterocarpaceae (Shorea sumatrana, S. sororia, Hopea mengarawan, Parashorea lucida), dan sejenis Mimosaceae khas (Acrocarpus fraxinifolius). Vegetasi lapisan bawah terdiri dari Meliaceae (Aglaia argentea, A. gango, Chisocheton spp., Disoxylon macrocarpum, D. cauliforum, Toona sinensis), Lauraceae (Cinnamomum parthenoxylon, Litsea spp., Actinodaphne sp.) Annonaceae, Euphorbiaceae, dan Myristicaceae. Spesies pohon dari formasi yang lebih awal dalam suksesi adalah Octomeles sumatrana (Datiscaceae), Alstonia angustiloba (Apocynaceae), Terminalia spp (Combretaceae), Pisonia umbellifera (Nyctaginaceae), Artocarpus spp. (Moraceae). Kebanyakan spesies hutan ini juga sering ditemukan pada sistem agroforestri dan dipertahankan serta dikelola oleh petani untuk berbagai tujuan.

3. Sosial, Ekonomi dan Budaya
Adat istiadat penduduk Maninjau khas seperti masyarakat Minangkabau umumnya. Kepadatan penduduk desa bervariasi antara 150 sampai 350 orang per km2. Namun selama dua dekade terakhir pertambahan penduduk hanya 10,5%, jika dibandingkan dengan 52% untuk seluruh Indonesia. Pertumbuhan penduduk yang rendah ini berkat tradisi khusus orang Minang melakukan migrasi sukarela ke luar daerah, merantau‘ terutama pemuda, yang pada zaman dahulu merupakan kebiasaan sementara tetapi kini cenderung menjadi perpindahan tetap. Di Maninjau 40—70% penduduk asli hidup di luar propinsi dan kebanyakan migran muda beserta istri dan anaknya tidak berniat pulang. Hal ini secara langsung menyebabkan kekurangan tenaga muda dan kekurangan tenaga kerja untuk pertanian. Tetapi hal ini juga mengurangi tekanan penduduk pada sumberdaya lahan.
Sifat masyarakat Minang adalah matrilinial, dengan satuan sosial keluarga luas. Tanah dan pohon dimiliki secara bersama oleh suku, kerabat seketurunan yang masih memiliki pertalian darah. Biasanya, tanah sawah dibagi di antara anak perempuan yang sudah kawin, tetapi untuk tanah parak pembagian dapat hanya menyangkut pohon atau hasilnya saja tergantung pada beberapa faktor seperti sifat pohon, pola produksi, orang yang menanam, dan lain-lain. Pemeliharaan kebun—bukan penguasaan atas tanah atau hasil pohon—dikerjakan oleh seseorang yang mempunyai hak menanam pohon baru atau tanaman  semusim  dan  memanen  hasilnya  untuk  dirinya  sendiri  (untuk  pepohonan terutama kopi, kulit manis atau kayu). Tetapi hasil pepohonan lain (buah-buahan dari pohon berusia panjang dan pala) dibagi di antara anggota suku. Pengambilan keputusan mengenai penjualan atau penggadaian sebidang tanah atau pohon harus dibuat bersama. Sistem kepemilikan tanah ini merupakan pengaman dari pemecahan dan fragmentasi lahan produktif secara berlebihan serta penumpukan pemilikan tanah oleh orang-orang kaya saja. Hal ini juga mengurangi kemungkinan perubahan mendadak sistem pertanian, karena tanah tidak dapat dijual atau diubah peruntukkannya dan pohon tidak dapat ditebang atas dasar keputusan perorangan (Ok Kung Pak, 1982).
*   Potensi Wisata Danau Maninjau
Daerah Danau Maninjau memiliki potensi antara lain sebagai berikut :
1.     Kawasan Pariwisata (Wisata Alam dan Air, Sejarah dan Budaya).
2.     Budidaya Pertanian, Perkebunan dan Peternakan.
3.     Budidaya Perikanan Air Tawar.
4.     Sumber Energi Kelistrikan (PLTA).
5.     Jasa Lingkungan lainnya perorangan.

*   Permasalahan Ekosistem Danau.

1. Kerusakan Daerah Tangkapan Air (DTA)

a.     Pencemaran Air Oleh Limbah Rumah Tangga/Penduduk
b.     Pencemaran air danau yang disebabkan oleh aktifitas rumah tangga/penduduk ini berupa limbah tinja, urine dan deterjen. Limbah urine dan tinja ini mengandung zat nitrogen (N) dan fosfor (P). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Lembaga Penelitian dan Pengembangan (LPP-UM) Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat diperoleh bahwa tingkat pencemaran air Danau Maninjau diperkirakan 25 % masuk ke danau yang terdiri atas T-N dari tinja sebesar 119,85 kg/hari, T-P dari tinja sebesar 15,70 kg/hari, T-N dari urine sebesar 57,87 % dan T-P dari urine sebesar 16,53 %. Total limbah penduduk yang masuk ke dalam Danau Maninjau sebesar 209,93 kg/hari atau 75.574,8 kg/tahun.
c.      Selain pencemaran air berupa urine dan tinja dari hasil kegiatan rumah tangga, limbah lain yang juga mencemari sumberdaya air Danau Maninjau ini adalah limbah deterjen.
d.     Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa tingkat pencemaran limbah deterjen di Danau Maninjau ini 9,02 ton per tahunnya. Nilai ini diperoleh dari asumsi yang dilakukan sekiranya 25 % limbah masuk ke dalam air danau.
e.     Tandusnya  gunung-gunung di  sekitar  danau  sebagai  daerah  tangkapan  air mengakibatkan debit air danau menurun di musim kemarau dan banjir di musim hutan.
f.       Tekanan ekonomi secara umum dan kurangnya pemahaman masyarakat lokal terhadap pelestarian nilai dan potensi sumberdaya alamnya sejak lama mengakibatkan pengurasan sumberdaya alam dan menurunnya populasi keanekaragaman hayati endemik di kawasan sekitar danau.
g.     Erosi dan Sedimentasi. Erosi dari pola pemanfaatan lahan di DTA menyebabkan terjadinya pendangkalan danau. Sedimentasi akibat erosi lahan mencapai 2.410 ton/tahun (PSDA Sumbar, 2005). Jenis dan ukuran sedimen yang masuk ke danau yaitu berupa liat, debu dan pasir. Sedimen dengan ukuran partikel halus memiliki kandungan bahan organik.
h.     Tidak  jelasnya  batas  tata  ruang  pemanfaatan di  kawasan  danau  yang mengakibatkan kerusakan hutan, pendangkalan danau secara terus menerus.
i.       Pengembangan daerah pemukiman, pariwisata, dan pembangunan sarana publik di kawasan sekitar danau yang tidak memperhatikan aspek lingkungan mengakibatkan perusakan ekosistem daerah aliran sungai (DAS) secara tidak langsung.


2. Kerusakan Sempadan
a.     Okupasi lahan untuk pemukiman, perhotelan, pertanian.
b.     Pencemaran Air Oleh Limbah Pertanian. Pencemaran air dari limbah pertanian ini berupa fosfor (P) dari tanah pertanian. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, tingkat pencemaran air oleh limbah pertanian di Danau Maninjau ini sebesar 5,08 ton per tahunnya, dengan asumsi 0,9 kg/ha/tahun ; menurut Moran et al, 1985.
c.      Orientasi  komersil  masyarakat  lokal   di   kawasan   danau   terhadap   pertanian mengakibatkan monokultur yang tidak ramah lingkungan.
d.     Limbah Domestik. Tingginya konsentrasi pospat pada air danau akibat limbah domestik. Limbah pospat (P) dari deterjen yang masuk ke danau berjumlah 9,02 ton setiap tahunnya. Masyarakat sekitar danau masih belum memiliki septic tank. Diperkirakan 25 % (506.592 ton/th) sampah masuk ke perairan danau. Beban pencemaran berupa fosfor (dari pemakaian pupuk dan pestisida pertanian) sebesar 5.087,60 kg/th.
3. Pencemaran Perairan
a.     Pencemaran Air dan eutrofikasi.
b.      Sedimentasi.
c.      Konflik pemanfaatan air.
d.     Menurunnya populasi ikan endemik (Ikan Rinuak).
e.     Keramba Jaring Apung. Limbah dari KJA (Kolam Jaring Apung) merupakan pencemar air tertinggi terhadap sumberdaya air Danau Maninjau ini. Berdasarkan hasil penelitian (tabel di atas) tergambar bahwa total limbah yang masuk ke dalam air danau dari sisa kegiatan perikanan ini mencapai 393,22 ton/tahunnya. Indikasi ini menunjukan bahwa tingkat pencemaran air Danau Maninjau ini sudah memerlukan suatu penanganan  dan   pengelolaan   yang lebih baik. Apabila dibiarkan terus berlanjut       maka       akan       sangat mempengaruhi kualitas kawasan danau ini secara keseluruhan. Dari segi kualitas airnya, telah terjadi peningkatan unsur pencemar Danau Maninjau yakni oleh Nitrogen (N)  dan  Fosfat (P)  yang muncul seiring dengan meningkatnya jumlah Kolam Jaring Apung (KJA). Hal ini mempengaruhi peningkatan ketebalan sedimen dengan sebaran yang makin meluas. Dilihat dari sisi elevasi air permukaannya, tidak terjadi perubahan yang signifikan, dimana elevasi air permukaan danau ini rata-rata 463 m dpl.
f.       f. Menurunnya debit air danau mengancam suplai air untuk pembangkit listrik tenaga air (PLTA), persawahan masyarakat dan PDAM setempat.


4. Resiko Bencana

Kematian Ikan (overturn) dalam dua tahun terakhir, Danau Maninjau telah mengalami beberapa kali peristiwa bencana kematian ikan secara masal yang menimbulkan kerugian yang cukup besar. Dalam perkembangannya berbagai aktivitas di Danau Maninjau ini menyebabkan terjadinya penurunan kualitas air danau, terutama akibat aktivitas budidaya perikanan dengan menggunakan keramba jaring apung (KJA).
Area yang mempunyai aktifitas KJA perlu dicermati kondisi kualitas perairannya, karena tekanan terhadap kualitas perairan akan semakin meningkat dengan bertambahnya aktifitas KJA. Tingginya beban pencemar di Danau Maninjau akibat tekanan KJA, telah berakibat pada terjadinya kematian ikan massal di Danau Maninjau. Kejadian bencana terakhir ini merupakan terjadi yang keempat kalinya selama dua tahun terakhir seperti yang diperlihatkan pada Tabel berikut.
*   Gambar atau Foto Potensi Wisata
danau maninjau.jpgManinjau lake.jpgManinjau.jpgD. Maninjau.jpg

 

SIMPULAN DAN SARAN

*   Simpulan dan Saran

Danau Maninjau merupakan danau vulkanik yang luas dan terletak pada 0°19LS 100°12BT berada dalam wilayah Kecamatan Tanjung Raya Kabupaten Agam dengan ketinggian 461,50 m dpal. Luas permukaan Danau Maninjau ± 99,5 km dengan luas daerah tangkapan  air  mencapai  24.800 ha.  Sementara kedalaman maksimum mencapai ± 165 m.
Bentuk Danau Maninjau memanjang dari arah utara ke selatan dengan panjang ± 17 km & lebar sekitar 8 km, danau ini memiliki sebuah outlet alami yaitu Sungai Batang Antokan yang mengalir ke arah barat. Sementara sumber lain menyebutkan bahwa bagian tengah Gunung Maninjau ditempati oleh kaldera dengan ukuran panjang ± 20 km & lebar ± 8 km. Di dalam Danau Maninjau ini terdapat beberapa buah pulau kecil dengan luas hanya ratusan m2. Semakin kearah bagian selatan danau, kedalaman semakin tinggi dengan lereng (slope) yang semakin curam. Titik-titik terdalam dari danau ini berada di wilayah bagian selatan.
Kondisi Iklim kawasan Danau Maninjau ini  adalah tropis  basah. Di wilayah Kabupaten Agam, pola curah hujan sangat dipengaruhi oleh ketinggian tempat & topografinya. tingkat curah hujannya mencapai 345,58 mm/bulan. Rata-rata hari hujan di kawasan Danau Maninjau ini adalah 164 hari/tahun. Suhu Danau Maninjau   rata-rata maksimal 31,27oC dan rata-rata minimal 22,66oC. Kelembaban rata-rata 95,20%.  Kecepatan angin yang berada disekitar Danau Maninjau rata-rata sebesar 23,5 km/hr.
Di  kawasan  danau  terdapat  88  buah  sungai  besar &  kecil  dengan lebar maksimum 8 m yang mengalir ke danau. (61,4%) dari sungai tersebut kering pada  waktu musim kemarau, sedangkan sungai-sungai yang berair sepanjang tahun hanya 34 buah sungai. Sungai-sungai tersebut mengalir dengan debit yang relatif kecil. Sungai-sungai yang bermuara ke Danau Maninjau memiliki pola linier (lurus atau tidak bercabang), sedangkan sungai di sebelah barat danau pada umumnya berpola dendritik (bercabang). Dengan demikian maka inflow air Danau Maninjau sebagian besar bersumber dari aliran sungai dan dari dasar danau.
Secara keseluruhan, penggunaan tanah hutan masih mendominasi (sekitar hampir 50%). Kemudian berturut-turut pemanfaatan untuk kegiatan perkebunan (termasuk kebun campuran), dan sawah (perairan dan tadah hujan). Total ketiga penggunaan tanah tadi masih mendominasi  penggunaan  tanah  disekitar  Danau Maninjau.  Sementara  itu pengguna tanah lainnya cukup menonjol & cukup signifikan perkembangannya adalah kegiatan permukiman, pariwisata, & perikanan. Perikanan kelihatannya yang cukup progresif dan Danau Maninjau di bagian terbagi outlet Danau Maninjau menempati lahan yang cukup luas.

*   Rencana Aksi Tindak

Pengelolaan LingkunganHidup Danau Maninjau harus dilakukan segera secara terpadu dan terintegrasi, dengan melaksanakan program :
1.     Mempertahankan dan meningkatkan vegetasi hutan.
ü  Percontohan pengelolaan Parak di Nagari Koto Malintang.
ü  Sosialisasi dan Stimulan bibit tanaman yang bernilai konservasi dan produksi.
ü  Penetapan kawasan suaka alam.
2.     Penataan pembuangan limbah domestik.
ü  Sosialisasi percontohan pembuatan septic tank komunal.
ü  Pemberian stimulan bak sampah.
ü  Peningkatan pelayanan kebersihan.
3.     Penataan Keramba Jaring Apung (KJA)
ü  Alternatif mata pencaharian masyarakat sekitar danau.
ü  Pengurangan laju pertumbuhan KJA dan penetapan kuota KJA.

*   Saran untuk Pengunjung
Kita sebagai pengunjung seharusnya menjaga dan melestarikan wisata ini. Kita tidak boleh merusak alam, karena wisata indah seperti ini jarang sekali ditemukan di Indonesia. Kita harus menjaga kebersihan Danau Maninjau ini, agar airnya tidak tercemar, dan agar lingkungan sekitarnya pun tetap bersih dan awet.

2 komentar:

  1. Harrah's Casino - Mapyro
    Harrah's Casino is 안성 출장안마 North Carolina's 아산 출장안마 closest casino to Harrah's Cherokee Casino. The 청주 출장샵 casino houses 부산광역 출장안마 more than 2,500 slot machines, over 전주 출장마사지 30000 slot

    BalasHapus