Haiii Sahabat Babaa!! Kali ini min mau ngepost tugas mimin waktu SMP dulu ^_^. Tepatnya waktu kelas 9. Dulu mimin disuruh buat tugas proyek 1 IPS oleh Ibu Khairanis guru kesayangannya temen mimin :v. Ya udah deh yaa.. to the point ajaa..
Judul : Keindahan Danau Maninjau
PENDAHULUAN
Danau Maninjau merupakan danau
vulkanik yang terletak di Sumatera Barat. Danau ini wajib dikunjungi karena
memiliki keindahan yang luar biasa. Selain itu, danau ini juga terletak di
lokasi yang strategis, dekat dengan pemukiman penduduk, penginapan, dan
berbagai fasilitas pariwisata lainnya.
Untuk dapat sampai ke Danau
Maninjau, kita bisa menggunakan berbagai transportasi, seperti mobil ataupun
motor. Sebelum menuju ke Danau Maninjau, kita harus melewati kelok 44. Jalannya
juga sudah bagus dan sudah diaspal.
ISI

Fungsi
Danau Maninjau adalah :
1.
Untuk
pembangkit listrik tenaga air (PLTA Maninjau) dengan kapasitas terpasang
sebesar 66 MW.
2.
Penunjang
utama sektor pariwisata di Kabupaten Agam, Danau
3.
Sebagai
lahan mata pencaharian, berupa berupa kegiatan perikanan Kolam Jaring Apung
(KJA) dan Kolam Air Deras (KAD). Transek skematik kawah Maninjau, menunjukkan
pola utama penggunaan lahan di sekitar Danau Maninjau yang didominasi oleh
hutan lindung dan perkebunan.
4.
Pemanfaatan
lahan bagi permukiman, masih ditemukan ada rumah-rumah yang berada cukup dekat
dengan daerah tepian danau. Dari sisi kelayakan tata ruang dan keseimbangan
lingkungan, hal ini sangat tidak sesuai. Namun seiring dengan perluasan lahan
bagi permukiman penduduk, pembangunan permukiman ini sudah banyak yang berada
cukup jauh dari pinggir Danau Maninjau.
5.
Kegiatan
perikanan yang dilakukan ini baik menggunakan cara tradisional maupun dengan
cara yang sudah cukup moderen. Kegiatan perikanan air danau yang cukup banyak
dilakukan oleh penduduk di sekitar kawasan danau adalah perikanan keramba dan
jaring apung, baik yang dilakukan dalam jumlah besar dan berkelompok maupun
dalam skala kecil dan milik perorangan.
6.
Fungsi
ekologi, sosial dan ekonomi antara lain sebagai sumber plasma nutfah, tempat
siklus hidup flora dan fauna, tempat penyimpanan kelebihanair, memelihara
iklim mikro, sarana transportasi, sumber
air bersih, kawasan resapan (DAS), daerah pariwisata, sumber
energi daerah Sumbar dan Riau.
7.
Pertanian. Sektor pertanian merupakan salah satu
sektor andalan Kabupaten Agam, baik berupa pertanian padi sawah maupun padi
ladang. Tidak terkecuali pada lahan- lahan di sekitar kawasan Danau Maninjau
ini.
8.
Pemanfaatan
lain dari lahan-lahan yang ada di sekitar Danau Maninjau ini adalah untuk
sarana wisata, dimana di bagian pinggir jalan yang melingkar Danau Maninjau ini
banyak dibangun bangunan pelayanan jasa wisata, hotel dan restoran yang
ditujukan untuk mendukung kegiatan wisata Danau Maninjau ini.
Karakteristik Danau
1. Morfometri dan Barimetri Danau
Tata letak kawasan ini di dalam wilayah
fisiografi pegunungan Bukit Barisan dan karakteristik morfologi hasil erupsi
Gunung Api purba mewujudkan morfologi strato dengan bentang alam sekitar Danau Maninjau
yang meliputi perairan danau, pantai sekeliling danau, satuan dataran di
beberapa bagian, tebing kaldera seputar danau dan region tangkapan air bagi
sistem sungai kecil yang mengalir ke dalam perairan danau.
2. Keanekaragaman Hayati Danau
Vegetasi alami yang terdapat di
daerah sekitar Danau maninjau adalah hutan hujan tropika, saat ini masih
menutupi 30—79% areal lahan pedesaan dan tetap sama sekali tidak terusik,
berada pada ketinggian 900 m sampai ke punggung kawah. Di atas ketinggian
800 m dpl tipe hutannya adalah hutan
pegunungan dengan jenis-jenis Fagaceae (Quercus sp. dan
Castanopsis sp.), Lauraceae dan Myrtaceae sebagai pohon kanopi, dan jenis
Anacardiaceae (Mangifera sp. dan Swintonia sp.) atau Shorea platyclados
(Dipterocarpaceae) yang mencuat. Karena angin deras, hujan lebat, dan seringnya
tanah longsor hutan alam ini sangat terganggu. Tumbuhan menjalar sangat banyak,
antara lain rotan dan Ficus besar, yang dapat menjadi penstabil tanah yang
efisien karena memiliki banyak akar. Pada
lereng-lereng yang paling terjal hutan digantikan
oleh formasi semak dengan Pandanus, pakis, dan herbal.
Di bawah 800 m dpl yang masih tersisa
dari hutan asli adalah spesies lapisan atas seperti jenis-jenis Burseraceae
(Canarium, Santiria, Dacryodes), Fagaceae (Lithocarpus, Quercus), beberapa sisa
Dipterocarpaceae (Shorea sumatrana, S. sororia, Hopea mengarawan, Parashorea
lucida), dan sejenis Mimosaceae khas (Acrocarpus fraxinifolius). Vegetasi
lapisan bawah terdiri dari Meliaceae (Aglaia argentea, A. gango, Chisocheton
spp., Disoxylon macrocarpum, D. cauliforum, Toona sinensis), Lauraceae
(Cinnamomum parthenoxylon, Litsea spp., Actinodaphne sp.) Annonaceae,
Euphorbiaceae, dan Myristicaceae. Spesies pohon dari formasi yang lebih awal
dalam suksesi adalah Octomeles sumatrana (Datiscaceae), Alstonia angustiloba
(Apocynaceae), Terminalia spp (Combretaceae), Pisonia umbellifera
(Nyctaginaceae), Artocarpus spp. (Moraceae). Kebanyakan spesies hutan ini juga
sering ditemukan pada sistem agroforestri dan dipertahankan serta dikelola oleh
petani untuk berbagai tujuan.
3. Sosial, Ekonomi dan Budaya
Adat istiadat penduduk Maninjau khas
seperti masyarakat Minangkabau umumnya. Kepadatan penduduk desa bervariasi
antara 150 sampai 350 orang per km2. Namun selama dua dekade terakhir
pertambahan penduduk hanya 10,5%, jika dibandingkan dengan 52% untuk seluruh
Indonesia. Pertumbuhan penduduk yang rendah ini berkat tradisi khusus orang
Minang melakukan migrasi sukarela ke luar daerah, ‗merantau‘ terutama pemuda, yang pada
zaman dahulu merupakan kebiasaan sementara tetapi kini cenderung menjadi
perpindahan tetap. Di Maninjau 40—70% penduduk asli hidup di luar propinsi dan
kebanyakan migran muda beserta istri dan anaknya tidak berniat pulang. Hal ini
secara langsung menyebabkan kekurangan tenaga muda dan kekurangan tenaga kerja
untuk pertanian. Tetapi hal ini juga mengurangi tekanan penduduk pada
sumberdaya lahan.
Sifat masyarakat Minang adalah
matrilinial, dengan satuan sosial keluarga luas. Tanah dan pohon dimiliki
secara bersama oleh suku, kerabat seketurunan yang masih memiliki pertalian
darah. Biasanya, tanah sawah dibagi di antara anak perempuan yang sudah kawin,
tetapi untuk tanah parak pembagian dapat hanya menyangkut pohon atau hasilnya
saja tergantung pada beberapa faktor seperti sifat pohon, pola produksi, orang
yang menanam, dan lain-lain. Pemeliharaan kebun—bukan penguasaan atas tanah
atau hasil pohon—dikerjakan oleh seseorang yang mempunyai hak menanam pohon
baru atau tanaman semusim dan memanen hasilnya
untuk dirinya sendiri (untuk pepohonan terutama
kopi, kulit manis atau kayu). Tetapi hasil pepohonan lain (buah-buahan dari
pohon berusia panjang dan pala) dibagi di antara anggota suku. Pengambilan
keputusan mengenai penjualan atau penggadaian sebidang tanah atau pohon harus
dibuat bersama. Sistem kepemilikan tanah ini merupakan pengaman dari pemecahan
dan fragmentasi lahan produktif secara berlebihan serta penumpukan pemilikan
tanah oleh orang-orang kaya saja. Hal ini juga mengurangi kemungkinan perubahan
mendadak sistem pertanian, karena tanah tidak dapat dijual atau diubah
peruntukkannya dan pohon tidak dapat ditebang atas dasar keputusan perorangan
(Ok Kung Pak, 1982).

Daerah
Danau Maninjau memiliki potensi antara lain sebagai berikut :
1.
Kawasan
Pariwisata (Wisata Alam dan Air, Sejarah dan Budaya).
2.
Budidaya
Pertanian, Perkebunan dan Peternakan.
3.
Budidaya
Perikanan Air Tawar.
4.
Sumber
Energi Kelistrikan (PLTA).
5.
Jasa
Lingkungan lainnya perorangan.
Permasalahan Ekosistem Danau.
1. Kerusakan Daerah Tangkapan Air (DTA)
a.
Pencemaran
Air Oleh Limbah Rumah Tangga/Penduduk
b.
Pencemaran
air danau yang disebabkan oleh aktifitas rumah tangga/penduduk ini berupa
limbah tinja, urine dan deterjen. Limbah urine dan tinja ini mengandung zat
nitrogen (N) dan fosfor (P). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Lembaga
Penelitian dan Pengembangan (LPP-UM) Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat
diperoleh bahwa tingkat pencemaran air Danau Maninjau diperkirakan 25 % masuk
ke danau yang terdiri atas T-N dari tinja sebesar 119,85 kg/hari, T-P dari
tinja sebesar 15,70 kg/hari, T-N dari urine sebesar 57,87 % dan T-P dari urine
sebesar 16,53 %. Total limbah penduduk yang masuk ke dalam Danau Maninjau
sebesar 209,93 kg/hari atau 75.574,8 kg/tahun.
c.
Selain
pencemaran air berupa urine dan tinja dari hasil kegiatan rumah tangga, limbah
lain yang juga mencemari sumberdaya air Danau Maninjau ini adalah limbah
deterjen.
d.
Berdasarkan
hasil penelitian diketahui bahwa tingkat pencemaran limbah deterjen di Danau
Maninjau ini 9,02 ton per tahunnya. Nilai ini diperoleh dari asumsi yang
dilakukan sekiranya 25 % limbah masuk ke dalam air danau.
e.
Tandusnya
gunung-gunung di sekitar danau sebagai daerah
tangkapan air mengakibatkan debit air danau menurun di musim kemarau
dan banjir di musim hutan.
f.
Tekanan
ekonomi secara umum dan kurangnya pemahaman masyarakat lokal terhadap
pelestarian nilai dan potensi sumberdaya alamnya sejak lama mengakibatkan
pengurasan sumberdaya alam dan menurunnya populasi keanekaragaman hayati endemik
di kawasan sekitar danau.
g.
Erosi
dan Sedimentasi. Erosi dari pola pemanfaatan lahan di DTA menyebabkan
terjadinya pendangkalan danau. Sedimentasi akibat erosi lahan mencapai 2.410
ton/tahun (PSDA Sumbar, 2005). Jenis dan ukuran sedimen yang masuk ke danau
yaitu berupa liat, debu dan pasir. Sedimen dengan ukuran partikel halus memiliki
kandungan bahan organik.
h.
Tidak
jelasnya batas tata ruang pemanfaatan di
kawasan danau yang mengakibatkan kerusakan hutan, pendangkalan
danau secara terus menerus.
i.
Pengembangan
daerah pemukiman, pariwisata, dan pembangunan sarana publik di kawasan sekitar
danau yang tidak memperhatikan aspek lingkungan mengakibatkan perusakan
ekosistem daerah aliran sungai (DAS) secara tidak langsung.
2. Kerusakan
Sempadan
a. Okupasi lahan untuk pemukiman, perhotelan, pertanian.
b. Pencemaran Air Oleh Limbah Pertanian. Pencemaran air
dari limbah pertanian ini berupa fosfor (P) dari tanah pertanian. Berdasarkan
hasil penelitian yang dilakukan, tingkat pencemaran air oleh limbah pertanian
di Danau Maninjau ini sebesar 5,08 ton per tahunnya, dengan asumsi 0,9 kg/ha/tahun
; menurut Moran et al, 1985.
c.
Orientasi
komersil masyarakat lokal di kawasan
danau terhadap pertanian mengakibatkan monokultur
yang tidak ramah lingkungan.
d. Limbah Domestik. Tingginya konsentrasi pospat pada air
danau akibat limbah domestik. Limbah pospat (P) dari deterjen yang masuk ke
danau berjumlah 9,02 ton setiap tahunnya. Masyarakat sekitar danau masih belum
memiliki septic tank. Diperkirakan 25 % (506.592 ton/th) sampah masuk ke
perairan danau. Beban pencemaran berupa fosfor (dari pemakaian pupuk dan
pestisida pertanian) sebesar 5.087,60 kg/th.
3. Pencemaran
Perairan
a. Pencemaran Air dan eutrofikasi.
b. Sedimentasi.
c.
Konflik
pemanfaatan air.
d. Menurunnya populasi ikan endemik (Ikan Rinuak).
e. Keramba Jaring Apung. Limbah dari KJA (Kolam Jaring
Apung) merupakan pencemar air tertinggi terhadap sumberdaya air Danau Maninjau
ini. Berdasarkan hasil penelitian (tabel di atas) tergambar bahwa total limbah
yang masuk ke dalam air danau dari sisa kegiatan perikanan ini mencapai 393,22
ton/tahunnya. Indikasi ini menunjukan bahwa tingkat pencemaran air Danau
Maninjau ini sudah memerlukan suatu penanganan dan
pengelolaan yang lebih baik. Apabila dibiarkan terus
berlanjut maka
akan sangat mempengaruhi kualitas
kawasan danau ini secara keseluruhan. Dari segi kualitas airnya, telah terjadi
peningkatan unsur pencemar Danau Maninjau yakni oleh Nitrogen (N) dan
Fosfat (P) yang muncul seiring dengan meningkatnya jumlah Kolam
Jaring Apung (KJA). Hal ini mempengaruhi peningkatan ketebalan sedimen dengan
sebaran yang makin meluas. Dilihat dari sisi elevasi air permukaannya, tidak
terjadi perubahan yang signifikan, dimana elevasi air permukaan danau ini
rata-rata 463 m dpl.
f. f.
Menurunnya debit air danau mengancam suplai air untuk pembangkit listrik tenaga
air (PLTA), persawahan masyarakat dan PDAM setempat.
4. Resiko Bencana
Kematian
Ikan (overturn) dalam dua tahun terakhir, Danau Maninjau telah mengalami
beberapa kali peristiwa bencana kematian ikan secara masal yang menimbulkan kerugian
yang cukup besar. Dalam perkembangannya berbagai aktivitas di Danau Maninjau
ini menyebabkan terjadinya penurunan kualitas air danau, terutama akibat
aktivitas budidaya perikanan dengan menggunakan keramba jaring apung (KJA).
Area
yang mempunyai aktifitas KJA perlu dicermati kondisi kualitas perairannya,
karena tekanan terhadap kualitas perairan akan semakin meningkat dengan
bertambahnya aktifitas KJA. Tingginya beban pencemar di Danau Maninjau akibat
tekanan KJA, telah berakibat pada terjadinya kematian ikan massal di Danau
Maninjau. Kejadian bencana terakhir ini merupakan terjadi yang keempat kalinya
selama dua tahun terakhir seperti yang diperlihatkan pada Tabel berikut.





SIMPULAN
DAN SARAN

Danau Maninjau merupakan danau vulkanik yang luas dan terletak pada 0°19′LS 100°12′BT
berada dalam wilayah Kecamatan Tanjung Raya Kabupaten Agam dengan ketinggian
461,50 m dpal. Luas permukaan Danau Maninjau ± 99,5 km2 dengan
luas daerah tangkapan air mencapai 24.800 ha. Sementara
kedalaman maksimum mencapai ± 165 m.
Bentuk Danau
Maninjau memanjang dari arah utara ke selatan dengan panjang ± 17 km &
lebar sekitar 8 km, danau ini memiliki sebuah outlet alami yaitu Sungai Batang
Antokan yang mengalir ke arah barat. Sementara sumber lain menyebutkan bahwa
bagian tengah Gunung Maninjau ditempati oleh kaldera dengan ukuran panjang ± 20
km & lebar ± 8 km. Di dalam Danau Maninjau ini terdapat beberapa buah pulau
kecil dengan luas hanya ratusan m2. Semakin kearah bagian selatan
danau, kedalaman semakin tinggi dengan lereng (slope) yang semakin curam.
Titik-titik terdalam dari danau ini berada di wilayah bagian selatan.
Kondisi Iklim
kawasan Danau Maninjau ini adalah tropis basah. Di wilayah
Kabupaten Agam, pola curah hujan sangat dipengaruhi oleh ketinggian tempat
& topografinya. tingkat curah hujannya mencapai 345,58 mm/bulan. Rata-rata
hari hujan di kawasan Danau Maninjau ini adalah 164 hari/tahun. Suhu Danau
Maninjau rata-rata maksimal 31,27oC dan rata-rata
minimal 22,66oC. Kelembaban rata-rata 95,20%. Kecepatan angin
yang berada disekitar Danau Maninjau rata-rata sebesar 23,5 km/hr.
Di
kawasan danau terdapat 88 buah sungai
besar & kecil dengan lebar maksimum 8 m yang mengalir ke
danau. (61,4%) dari sungai tersebut kering pada waktu musim kemarau,
sedangkan sungai-sungai yang berair sepanjang tahun hanya 34 buah sungai.
Sungai-sungai tersebut mengalir dengan debit yang relatif kecil. Sungai-sungai
yang bermuara ke Danau Maninjau memiliki pola linier (lurus atau tidak
bercabang), sedangkan sungai di sebelah barat danau pada umumnya berpola
dendritik (bercabang). Dengan demikian maka inflow air Danau Maninjau sebagian
besar bersumber dari aliran sungai dan dari dasar danau.
Secara
keseluruhan, penggunaan tanah hutan masih mendominasi (sekitar hampir 50%).
Kemudian berturut-turut pemanfaatan untuk kegiatan perkebunan (termasuk kebun
campuran), dan sawah (perairan dan tadah hujan). Total ketiga penggunaan tanah
tadi masih mendominasi penggunaan tanah disekitar Danau
Maninjau. Sementara itu pengguna tanah lainnya cukup menonjol &
cukup signifikan perkembangannya adalah kegiatan permukiman, pariwisata, &
perikanan. Perikanan kelihatannya yang cukup progresif dan Danau Maninjau di
bagian terbagi outlet Danau Maninjau menempati lahan yang cukup luas.
Rencana Aksi Tindak
Pengelolaan
LingkunganHidup Danau Maninjau harus dilakukan segera secara terpadu dan
terintegrasi, dengan melaksanakan program :
1.
Mempertahankan
dan meningkatkan vegetasi hutan.
ü Percontohan pengelolaan Parak di Nagari
Koto Malintang.
ü Sosialisasi dan Stimulan bibit tanaman
yang bernilai konservasi dan produksi.
ü Penetapan kawasan suaka alam.
2.
Penataan
pembuangan limbah domestik.
ü Sosialisasi percontohan pembuatan septic
tank komunal.
ü Pemberian stimulan bak sampah.
ü Peningkatan pelayanan kebersihan.
3.
Penataan
Keramba Jaring Apung (KJA)
ü Alternatif mata pencaharian masyarakat
sekitar danau.
ü Pengurangan laju pertumbuhan KJA dan
penetapan kuota KJA.

Kita
sebagai pengunjung seharusnya menjaga dan melestarikan wisata ini. Kita tidak
boleh merusak alam, karena wisata indah seperti ini jarang sekali ditemukan di
Indonesia. Kita harus menjaga kebersihan Danau Maninjau ini, agar airnya tidak
tercemar, dan agar lingkungan sekitarnya pun tetap bersih dan awet.
Harrah's Casino - Mapyro
BalasHapusHarrah's Casino is 안성 출장안마 North Carolina's 아산 출장안마 closest casino to Harrah's Cherokee Casino. The 청주 출장샵 casino houses 부산광역 출장안마 more than 2,500 slot machines, over 전주 출장마사지 30000 slot
kelaszzzz
BalasHapus