-Payakumbuh-
•••
Payakumbuh bagiku bukan hanya sekedar kampung halamanku
Bukan hanya sekedar kota kecil
Bukan hanya sekedar tempat ku tumbuh remaja
Bukan hanya sekedar tempatku untuk menemukan manusia-manusia terbaik yang ku panggil sahabat
Payakumbuh lebih dari itu
Ini soal hati
Ini soal perasaan
Tentang bagaimana mencintai tapi dibenci
Tentang bagaimana takut kehilangan bahkan tak pernah memilikinya
Tentang bagaimana menanti tanpa mengetahui ujung
•••
Teman-teman jangan lupa follow instagram @babaku.official ya! Banyak info menarik juga di sana! Terima kasih.
Kamis, 23 Maret 2017
Kosong
-Kosong-
•••
Sudah ku duga
Ku pikir, dengan menantinya hingga mati akan mengobati hati yang terluka
Ternyata aku salah
Lukanya kian menganga
Kian terasa
Mungkin sudah saatnya aku lupakan dia
Mungkin sudah saatnya aku jauhi dia
Mungkin sudah saatnya aku cari penggantinya
Ku pikir, dengan berhenti menantinya
Dengan mencoba lupakannya
Dengan mencoba jauhi dia
Akan membuatku bahagia
Akan membuatku menemukan pujaan hatiku yang baru
Ternyata aku salah
Melupakannya tak semudah yang ku kira
Aku harus merasakan pergulatan antara hati dan pikiranku
Menjauhinya tak semudah yang ku kira
Mungkin, aku bisa menjauhi dia di kehidupanku
Tapi tidak dengan alam mimpi
Mimpi-mimpi malamku masih dihiasi olehnya
Ia masih berputar-putar di dalam otakku
Mencari penggantinya tak semudah yang ku kira
Bukan karena tidak ada yang lebih darinya
Tapi hatiku tak bisa memasukkan orang lain secara paksa
Hatiku tak bisa menyukai orang lain selain dia
Baiklah
Jika memang tak bisa
Mungkin sudah harusnya aku mengikhlaskan
Mengikhlaskan bahwa
Cintaku yang tulus memang tak bisa dirasakan olehnya
Mengikhlaskan bahwa
Tidak setiap rasa cinta akan berakhir bahagia
Mengikhlaskan bahwa
Tidak setiap hati harus memiliki pujaannya
Mengikhlaskan bahwa
Dia yang selama ini ku nanti telah bahagia bersama yang lain
Telah ku coba untuk ikhlas
Kini aku bayangkan betapa bahagianya aku
Setelah mengikhlaskannya
Ternyata aku masih salah
Aku tak bisa merasakan bahagia
Beberapa kebahagiaan itu hanya kesemuan belaka
Telah ku coba untuk tersenyum
Tapi hati tak akan pernah bisa berbohong
Hatiku merasa hampa
Kosong
Tanpamu
•••
•••
Sudah ku duga
Ku pikir, dengan menantinya hingga mati akan mengobati hati yang terluka
Ternyata aku salah
Lukanya kian menganga
Kian terasa
Mungkin sudah saatnya aku lupakan dia
Mungkin sudah saatnya aku jauhi dia
Mungkin sudah saatnya aku cari penggantinya
Ku pikir, dengan berhenti menantinya
Dengan mencoba lupakannya
Dengan mencoba jauhi dia
Akan membuatku bahagia
Akan membuatku menemukan pujaan hatiku yang baru
Ternyata aku salah
Melupakannya tak semudah yang ku kira
Aku harus merasakan pergulatan antara hati dan pikiranku
Menjauhinya tak semudah yang ku kira
Mungkin, aku bisa menjauhi dia di kehidupanku
Tapi tidak dengan alam mimpi
Mimpi-mimpi malamku masih dihiasi olehnya
Ia masih berputar-putar di dalam otakku
Mencari penggantinya tak semudah yang ku kira
Bukan karena tidak ada yang lebih darinya
Tapi hatiku tak bisa memasukkan orang lain secara paksa
Hatiku tak bisa menyukai orang lain selain dia
Baiklah
Jika memang tak bisa
Mungkin sudah harusnya aku mengikhlaskan
Mengikhlaskan bahwa
Cintaku yang tulus memang tak bisa dirasakan olehnya
Mengikhlaskan bahwa
Tidak setiap rasa cinta akan berakhir bahagia
Mengikhlaskan bahwa
Tidak setiap hati harus memiliki pujaannya
Mengikhlaskan bahwa
Dia yang selama ini ku nanti telah bahagia bersama yang lain
Telah ku coba untuk ikhlas
Kini aku bayangkan betapa bahagianya aku
Setelah mengikhlaskannya
Ternyata aku masih salah
Aku tak bisa merasakan bahagia
Beberapa kebahagiaan itu hanya kesemuan belaka
Telah ku coba untuk tersenyum
Tapi hati tak akan pernah bisa berbohong
Hatiku merasa hampa
Kosong
Tanpamu
•••
Mentari
-Mentari-
•••
Sinarnya hangatkan dunia
Tak pernah letih
Akan selalu menyinari
Sinarnya terkadang disalahkan oleh mereka
Ingin aku beri tahu
Tak ada yang salah dengan sinar itu
Semua karena kalian sudah membenci mentari
Kalian pun berpikir bahwa sinarnya tak berarti
Ingin aku beri tahu
Ia sudah lama menyinari bumi
Tidakkah kau hargai perjuangannya?
Tidak adakah rasa terimakasih?
Manusia memang aneh
Ingin aku beri tahu
Hey, manusia!
Bulan pun ingin menggantikannya
Kau lihat kan?
Bulan tak mampu menggantikan sinar mentari
Sinar bulan tak sehangat sinar mentari
Andai saja mereka dengar
Namun, sia-sia saja
Hati mereka sudah menjadi batu
Tak mampu melihat ketulusan
Hanya bisa merasakan sinar yang semu
•••
•••
Sinarnya hangatkan dunia
Tak pernah letih
Akan selalu menyinari
Sinarnya terkadang disalahkan oleh mereka
Ingin aku beri tahu
Tak ada yang salah dengan sinar itu
Semua karena kalian sudah membenci mentari
Kalian pun berpikir bahwa sinarnya tak berarti
Ingin aku beri tahu
Ia sudah lama menyinari bumi
Tidakkah kau hargai perjuangannya?
Tidak adakah rasa terimakasih?
Manusia memang aneh
Ingin aku beri tahu
Hey, manusia!
Bulan pun ingin menggantikannya
Kau lihat kan?
Bulan tak mampu menggantikan sinar mentari
Sinar bulan tak sehangat sinar mentari
Andai saja mereka dengar
Namun, sia-sia saja
Hati mereka sudah menjadi batu
Tak mampu melihat ketulusan
Hanya bisa merasakan sinar yang semu
•••
Selamat Pagi, Malam
-Selamat Pagi, Malam-
•••
Selamat pagi, malam
Izinkan aku bercerita sejenak
Pernahkah kau lihat bintang?
Ia selalu menemani sang bulan
Meski kadang sinarnya tertutupi oleh awan
Seolah menghilang dan meninggalkan bulan
Nyatanya ia selalu ada
Ketulusan sinarnya tak pernah hilang
Kian pudar, namun abadi
•••
•••
Selamat pagi, malam
Izinkan aku bercerita sejenak
Pernahkah kau lihat bintang?
Ia selalu menemani sang bulan
Meski kadang sinarnya tertutupi oleh awan
Seolah menghilang dan meninggalkan bulan
Nyatanya ia selalu ada
Ketulusan sinarnya tak pernah hilang
Kian pudar, namun abadi
•••
Kata
-Kata-
•••
Sebuah tamparan tak berbentuk
Sebuah pukulan tak berbekas
Sebuah hantaman yang tak terlihat
Tapi mampu menusuk di hati yang paling dalam
Bagai pedang yang amat tajam
Membuat rasa sakit dan berbekas
Tapi tak berdarah
Tapi tak terlihat
•••
•••
Sebuah tamparan tak berbentuk
Sebuah pukulan tak berbekas
Sebuah hantaman yang tak terlihat
Tapi mampu menusuk di hati yang paling dalam
Bagai pedang yang amat tajam
Membuat rasa sakit dan berbekas
Tapi tak berdarah
Tapi tak terlihat
•••
Langganan:
Postingan (Atom)